وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

.

.

Asbabul Nuzul QS. [ 72 ] : 6

By on 00.57.00


Asbabul Nuzul Surah Al Jin Turun;

قُلۡ اُوۡحِىَ اِلَىَّ اَنَّهُ اسۡتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الۡجِنِّ فَقَالُوۡۤا اِنَّا سَمِعۡنَا قُرۡاٰنًاعَجَبًا


Katakanlah (hai Muhammad): telah  diwahyukan kepadaku bahwa sanya : telah  mendengarkan sekumpulan jin (akan al-Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan al-Quran yang mena'jubkan"'. (S. 72:1) 

✍🏿 Dalam riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah s.a.w. pernah membacakan al-Quran kepada jin, dan tidak pernah melihat mereka. Ketika Rasulullah bersama rombongan Shahabatnya menuju pasar 'Ukkadh, sesampainya di Tuhamah Rasulullah dan rombongan berhenti untuk shalat Fajar, hal ini menyebabkan beritta - berita di langit yang biasa dicuri syaithan terhalang, malahan mereka mendapat lemparan bintang-bintang, sehingga terpaksa kepada kaumnya. Setibanya di tempat kaumnya, syaithan itu di tanya  "Apa yang terjadi sehingga kalian kembali?”. Mereka menjawab: "Kami terhalang untuk mendapat berita langit, bahkan di kejar  bintang-bintang”. Kaumnya berkata: Tak mungkin terhalang  antara kita dengan berita langit. Tentu ada sebabnya.  Bersebarlah kalian ke Timur dan ke Barat dan carilah sebah nya”, Mereka menyebarlah ke Barat dan keà Timur Sabab penghalang tersebut sehingga sampailah sebagian dari mereka  ke Tuhamah tempat Rasulullah berhenti untuk  Shalat Shubuh. Mereka mendengar bacaan Rasul serta memperhatikannya serta mereka berkata: Demi Allah, ini yang menghalangi kita dengan berita dari langit”. Mereka pun pulang ke kaumnya dan menyampaikan kejadian itu serta mengagumi al-Qur' an yang membawa mereka ke jalan petunjuk Allah sehingga mereka iman. Maka turunlah ayat inl (S. 72 : 1) sebagai pemberitahuan kepada Nabi s.a.w untuk memberitahukan kepada ummatnya tentang kejadian itu


 iriwayatkan oleh al-Bukhari dan at-Tirmidzi dan lainnya yang bersumber dari Ihnu Abbas. 


Dalam  riwayat dikemukakan bahwa ketika Sahl bin Abdillah berada di bekas negara 'Ad terlihat olehnya bekas sebuah kota yang di tengahnya terdapat sebuah gedung batu terukir yang dihuni jin. Ia pun masuk ke dalam gedung itu dan di dalamnya terdapat seorang kakek-kakek yang tinggi besar sedang shalat menghadap qiblat. Ia memakai jubah yang dibuat dari wool yang sangat indah. Ia mengagumi bentuk tubuhnya yang tinggi besar, “ tetapi ia lebih mengagumi keindahan jubahnya. Ia pun memberi salam kepadanya dan kakek itu menjawab salamnya dan berkata: ”'Hai Sahl! Sesungguhnya badan itu tidak merusak pakaian, akan tetapi yang merusak pakaian itu adalah bau dosa, dan makanan yang haram. Jubah yang kupakai ini berumur tujuh ratus tahun dan dalam jangka waktu itu aku bertemu dengan Isa dan Muhammad (alaihimassalam). Aku beriman kepada keduanya. Sahl berkata: "Siapakah tuan?”. Kakek itu menjawab: ” Aku termasuk antara yang tersebut di dalam ayat "'gul uhiya ilayya anhahus tama'a nafarun minal jinni”. (S. 72 : 1) 


"Diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi di dalam kitab Shafwatush Safwaan dengan sunadnya yang bersumber dari Sahl bin Abdillah. 


وَّاَنَّهٗ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْاِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًاۖ

Dan bahwasanya" Ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka mereka menjadikan "jin” itu bertambah sombong. (S. 72:6 ) 


Dam  riwayat dikemukakan bahwa Kardam Ibnu Al Sa”ib

 Al - Anshari berangkat dengan bapaknya ke Madinah untuk kepeluan  tertentu. Pada waktu itu Rasulullah saw. baru dikenal

Orang sebagai Rasul. 


Di perjalanan mereka menginap di rumah seorang penggembala kambing. Pada tengah malam seekor serigala  membawa lari seekor anak kambing, maka keluarlah penggembala itu sambil berteriak: "'Hai penjaga lembah (yang dimaksud adalah Jin), tetanggamu”. Maka terdengarlah suara yang memanggil ( tanpa kelihatan orangnya): "Hai Sirhan” (memanggil serigala) Maka kembalilah anak kambing itu mengembik ketakutan masuk ke tempat asalnya.


Sehubungan dengan peristiwa ini Allah menurunkan kepada Rasul-Nya di Mekah ayat ini (Surah Jin . [72] : 6) yang memberitahukan  bahwa ada orang-orang yang meminta perlindungan kepada jin. 


👉🏿Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir, Ibnu Abi Hatim dan Abu' Syaikh di dalam kitab al' Adhimah yang bersumber ds Kardam bin Abi Said al-Anshari. 



Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ketika Rasulullah s.a.w diutus sebagai Rasul, Abi Raja al-Atharidi bekerja sebagai pen gembala untuk membiayai kehidupan keluarganya. Ia melarikan diri bersama keluarganya dan sampai ke suatu tanah dataran ya luas, bahkan pada malam hari pun mereka menetap di sana tanpa tempat berlindung. Berkatalah orang tertua dari mereka: "Kami  berlindung kepada yang perkasa di lembah ini dari golongan Jin pada malam ini”. Mereka pun meniru ucapan itu. 


Sampailah berita kepada mereka bahwa tuntunan yang dibawa boeh Nabi Muhammad adalah "Syahadatu alla ilaha illallah wa anna muhammadar rasulullah”. Dan barangsiapa yang mengakui  (beriqrar) dengan syahadat 'ini, jiwa dan hatinya akan selamat.

Maka mereka pun pulanglah dan masuk Islam. Selanjutnya Abu  Raja berkata: Aku yakin bahwa ayat ini (S. 172 : 6) turun kenaan dengan diriku dan teman-temanku". hal ini

diriwayatkan oleh Ibnu Sa'd   bersumber dari Abi Raja al Atharidl suku Tamin.



Riwayat  lain dikemukakan bahwa Rafi” bin 'Umair ( dari Bani Tamin )  Menceriterakan awal mula pertama ia masuk Islam 


Pada suatu malam ia sedang berjalan di lautan pasir dan merasa sangat  ngantuk. Ia turum dari kendaraannya  kemudian tidur 


Sebeum tertidur ia  meminta perlindungan kepada jin yang agung penjaga lembah itu, Ia bermimpi dalam tidurnya melihat seorang laki - laki yang membawa tombak yang akan di tusukkan ketulang rusuk ontanya. Ia pun terbangun dengan kaget dan melihat le kiri dan ke kanan tapi tidak melihat apa pun. Ia berkata pada dirinya bahwa bahwa itu hanyalah mimpi.

 Ia pun tertidur kembali dan bermimpi  itu lagi sehingga terbangun. 

Ia melihat ontanya berontak dan tampaklah kepadanya d

Seorang pemuda yang terlihat pdalam mimpinya itu membawa tombak dan seorang tua yang memegang tangan si pemuda untuk menghalangi perbuatannya itu. Pada waktu keduanya sedang bertengkar dan berselisih, tiba-tiba datanglah tiga ekor banteng. Berkatalah orang tua itu kepada pemuda tadi: "Ambillah yang mana engkau sukai, sebagai pengganti unta tetanggaku bangsa manusia ini”. Maka berangkatlah si pemuda tadi dan menangkap salah seekor banteng dan menghilanglah.


 Kemudian Rafi menoleh kepada orang tua yang berkata: "Wahai saudara, apabila engkau berhenti pada suatu lembah di antara lembah-lembah ini dan engkau merasa takut, ucapkanlah: ” Aku berlindung kepada Tuhannya Muhammad s.a.w.dari bahaya lembah ini dan janganlah engkau berlindung kepada jin karena telah hilang kekuatannya”. Rafi bertanya: "Siapakah Muhammad itu?”. Ia menjawab: "Ia adalah seorang Nabi berbangsa Arab, bukan bangsa Timur dan juga bukan bangsa Barat. Ia lahir pada hari Senin”,


Rafi' bertanya: "'Di mana tempat tinggalnya?”. Ia menjawab: 

" Di Yatsrib (Madinah) yang banyak pohon kurmanya”. 


Rafi' pun berangkat naik

kendaraannya dan ketika waktu subuh  ia pun sampai ke Madinah setelah menempuh perjalanan  yang sangat payah. Rasulullah saw melihat Rafi' dan yang kemudian beliau menceriterakannya serta mengajak Rafi' masuk Islam.


 Menurut Sa'id bin Jubair, ayat ini ( S. 72 : 6) turun berkenaan dengan Rafi' bin Tamim ini.


 Diriwayatkan oleh al-Khars-ithi di dalam kitab Hawatiful-jan dari Abdullah bin Muhammad al-Balawi dari Imarah bia Zaid dari Abdullah bin al-'Ala dari Muhammad bia Akbar yang bersumber dari Sa'id bin Jubair.


وَّاَنْ لَّوِ اسْتَقَامُوْا عَلَى الطَّرِيْقَةِ لَاَسْقَيْنٰهُمْ مَّاۤءً غَدَقًاۙ

Dan bahwasanya, jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (  agama Islam), pasti Kami akan memberi minum kepada mereka air segar  (rizgi yang banyak). (S. 72:16) 


Dalam riwayat dikemukakan bahwa ayat ini (S. 72 : 16) turun berkenaan dengan peristiwa tidak turun hujan selama tujuh tahun kepada kaum kafir Quraisy ,sebagai peringatan atas kekufuranya.


Di riwayatkan oleh al Khara-ithi dalam kitab Hawatiful - jan yang bersumber dari Muqatil.


وَّاَنَّ الْمَسٰجِدَ لِلّٰهِ فَلَا تَدْعُوْا مَعَ اللّٰهِ اَحَدًاۖ

 Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah apa pun di dalamnya selain Allah ( S.72 : 18 )



Dalam riwayat dikemukakan bahwa jin berkata kepada Nabi s.a.w: "Ya Rasulallah! Berilah idzin kepada kami untuk serta shalat bersama di masjidmu," Maka Allah menurunkan ayat ini ( S.72 : 18 ) sebagai penegasan bahwa masjid itu hanyalah kepujyaan Allah.


DIriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abi Shaleh bersumber dari Ibnu Abbas.


Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa jin berkata kepada Nabi s.a.w: ''Bagaimana mungkin kami dapat datang ke masjid - masjid ini padahal kami jauh, bagaimana mungkin kami dapat (berjama'ah) shalat dengan tuan padahal kami jauh dari tempat tuan.


 "Maka turunlah ayat ini (S. 72 : 18) yang menegaskan bahwa shalat itu dapat dilakukan di masjid mana pun


"Diriwayatkan oleh Ibnu darir yang bersumber dari Sa'd bin Jubair


قُلْ اِنِّيْ لَنْ يُّجِيْرَنِيْ مِنَ اللّٰهِ اَحَدٌ ەۙ وَّلَنْ اَجِدَ مِنْ دُوْنِهٖ مُلْتَحَدًا ۙ

Katakanlah : Sesungguhnya hanya aku sekali-kali tiada seorangpun yang dapat melindungiku dari [ Adzab ] Allah dan sekali - kali aku tiada akan memperoleh tempat berlindung selain daripada- Nya ( Qs.72 : 22 ) hal ini 

Di riwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Hadlrami

0 komentar:

Posting Komentar